Selasa, 03 Maret 2015

budaya pernikahan Jepang


2.1 Pengertian Pernikahan
Hiroshi (1987:322) juga mengatakan bahwa perkawinan merupakan rencana untuk meneruskan keturunan yang diberitakan pada masyarakat umum, diakui oleh masyarakat sebagai penyatuan seksual yang berdasarkan janji perkawinan, uraian tentang hak dan kewajiban pasangan dan masa depan anak.
Melalui pernyataan di atas memberi pengertian yang jelas bahwa di dalam perkawinan bukan hanya sebagai pemenuhan kebutuhan biologis tetapi juga   sebagai suatu proses untuk meneruskan garis keturunan yang sangat diperlukan untuk menjaga kesinambungan satu keluarga. Dan hal itu hanya dapat dicapai melalui perkawinan.
Pada umumnya perkawinan orang Jepang bersifat monogami, walaupun pergundikan juga dilakukandan keturunannya diakui dalam masyarakat, namun dari segi pewarisan kekayaan maupun kedudukan dalam lingkungan sosial, status mereka lebih rendah dari isteri sah anak - anaknya.

2.2  Syarat-syarat melakukan pernikahan bagi orang  jepang
Di Jepang terdapat beberapa syarat agar pernikahan tersebut dianggap sah  yakni :
1.      Ada pemberitahuan secara tertulis, seorang wakil dan dua orang dewasa sebagai saksi
2.      Harus mendapat persetujuan kedua belah pihak
3.      Usia minimum pria 18 tahun, wanita 16 tahun
4.      Bagi wanita yang telah bercerai maka wajib melewati minimal 6 bulan sejak masa perceraian
5.      Tidak boleh dengan yang memiliki hubungan sedarah
6.      Pasangan yang belum dewasa harus mendapat izin orang tua



2.3 Jenis Pernikahan di Jepang
Dalam masyarakat Jepang ada dua macam cara yang bisa ditempuh dalam melaksanakan   perkawinan   oleh   kedua   pasangan   yang   hendak   menjalin   ikatan perkawinan yaitu pertama berdasarkan miai kekkon.
Miai - Omiai sebagai kata yang lebih halus adalah suatu proses perjodohan berupa perkenalan dan pertemuan antara pria dan wanita yang dilakukan untuk mencari atau menentukan pasangan hidup.
Tujuan omiai tersebut pada dasarnya untuk mengetahui, mendalami dan memahami sifat-sifat atau karakter serta keadaan jasmani dan rohani masing-masing pribadi untuk dijadikan bahan  pertimbangan apakah perkenalan dan pertemuan tersebut akan dilanjutkan pada tahap pernikahan atau tidak. Pelaksanaan miai biasanya diatur oleh seorang perantara yang disebut nakodo. Pernikahan yang didasari dengan miai ini dalam bahasa Jepang disebut miai kekkon.
Kedua, perkawinan yang berdasarkan ren’ai kekkon. Ren’rai kekkon adalah pernikahan yang didasari hubungan cinta atau kasih sayang (ren’ai) yang kuat antara dua    insan    tanpa    melalui    proses    perjodohan    yang    dilakukan    oleh    nakodo (Sudjianto, 2002:62-63).

2.4. Tapan-tahapan yang di lakukan warga Jepang sebelum melakukan pernikahan 
a)      Omiai
Omiai adalah sebuah pertemuan antara seorang pria dan seorang wanita sebagai persiapan menuju perkawinan bila antara keduanya sudah cocok. Selain pasangan muda mudi tersebut, biasanya akan didampingi oleh orang ketiga yang disebut nakodo (mak jomblang/perantara), yang nantinya akan berfungsi sebagai penyusun acara pertemuan. Pada umumnya biasanya nakodo adalah seorang yang selalu bersifat periang dengan memberikan banyak pertolongan pada orang yang akan menikah.

b)      Yuino

Yuino adalah upacara tradisional pertukaran hadiah secara simbolik antara kedua calon pengantin. Upacara ini berupa pesta makan malam dimana kedua belah pihak yang bertunangan makan dan minum bersama, saling memberikan hadiah dan merayakan penyatuan kedua keluarga. Acara ini kebiasaanya yaitu memberikan uang dan artikel sebagai simbol pernikahan yang berbahagia. Waktu kedua pasangan bertukar yuino biasanya dilakukan sebelum upacara pernikahan. Acara ini adalah gaya resmi untuk pertunangan dan pasangan saling kenal. Yuino dilaksanakan pada waktu pagi hari dipilih pagi karena keyakinan mereka bahwa pagi hari membawa keberuntungan dan ini mengikuti kalender tradisional Jepang. Sebelum pada hari yuino tunangan akan memberikan kain sabuk atau obi, pakaian atau hakama, dan sejumlah uang pemberian ini disebut yuino-hin. Yuino-hin yang resmi terdiri dari sembilan
(1)   daftar barangbarang,
(2)   uang,
(3)   kipas lipat,
(4)   secarik kertas yang panjang dan kecil dari abalone,
(5)   kumparan benang rami,
(6)   rumput laut keing atau kombu,
(7)   ikan yang sudah kering atau surume
(8)   bonito kering atau katsuobushi,
(9)   sake.

Kegiatan Pelaksanaan
a.       Keluarga dari tunangan menyediakan yuino-hin atau hadiah pertunanan dan dokumen formal keluarga dan sanak saudaranya. Kayu talam yang tidak dicat yang tertutup dengan fukusa atau penutup dari kain sutra dengan cetakan jambul keluarga di dalamnya.
b.      Keluarga dari kedua belah pihak membersihkan rumah masingmasing dan mendekorasi ruang tidur kecil atau tokonama dengan bunga dan lukisan dari okina to auna atau pasangan tua, burung jejang, kura-kura, matahari terbit atau simbol lain yang melukiskan kebahagian. Kemudian saling menunggu kunjungan antara kedua pihak.
c.       Pertama, perantara mengunjungi rumah tunangan. Keluarga tunangan menunjukkan untuk upacara dan pertukaran salam hormat, kemudian yuino-hin ditinggalkan pada perantara. Percakapan mereka selalu seremonial dan formal, dan ini bukan untuk membicarakan hal-hal yang biasa selama upacara.
d.      Setelah upacara resmi, keluarga dari tunangan menawarkan pada perantara sakura-yu dan kobu-cha keduanya adalah sebagai symbol sukacita.
e.       Perkunjungan selesai dan meninggalkan rumah tunangan dan mengunjungi rumah pasangan, keluarga sambut membawa masuk ke dalam ruangan untuk mengadakan pertukaran hadiah. Kemudian perantara memberikan hadiah dan menerima dokumen resmi dari yuino-hin.
f.       Keluarga tunangan melayani si perantara dengan sajian hidangan perayaan atau iwai-zen sebagai hidangan penutup dan untuk mengungkapkan rasa terima kasih mereka memberikan uang sebagai hadiah.
g.      Sang perantara meninggalkan rumah dan kembali mengunjungi pasangan tunangan kemudian mereka mengirim dokumen dan menerima yuino-hin dari sang tunangan.

c)      Kekkon Shiki
Upacara pernikahan adalah salah satu yang paling penting pada umumnya diseluruh dunia. Pelaksanaanya pada masa lampau orang  mengadakan upacara pernikahan di rumah masing-masing. Di Jepang jaman sekarang umumnya dilaksanakan di hotel, tempat suci,atau di gedung yang disewakan. Untuk memilih tanggal upacara pernikahan biasanya tidak ada cara khusus atau aturan tetapi mereka menghindari pertengahan musim panas, pada awal atau akhir tahun karena tidak terlalu baik bagi orang untuk menghadiri acara tersebut. Pada umumnya mereka memilih musim semi dan musim gugur adalah musim yang baik untuk mengadakan upacara pernikahan. Masih ada juga yang memilih salah satu hari keberuntungan di kalender Jepang dan menghindari hari yang tidak beruntung untuk upacara pernikahan. Di lain pihak orang memilih hari ketidak beruntungan untuk memudahkan pemesanan tempat perkawinan.

2.5  Jenis upacara pernikahan di Jepang

            Jenis Upacara  pernikahan di Jepang terdiri dari
a)      Kirisutokyo Kekkon Shiki
Adalah upacara perkawinan yang didasari  agama kristen dan diadakan di gereja dengan dipimpin oleh seorang pastor/pendeta
b)      Butsuzen Kekkon Shiki
Upacara pernikahan agama Budha yang dipimpin oleh seorang pendeta Budha.

c)      Hitomae Kekkon Shiki
Adalah jenis pernikahan yang paling sederhana. Hanya dengan mencatatkannya di kantor urusan pernikahan.
d)     Shinzen Kekkon Shiki
Adalah upacara pernikahan Shinto yang diadakan di kuil/gedung dan dipimpin oleh pendeta Shinto/Kanushi

Terdapat sumber lain yang menerangkan bahwa pernikahan di Jepang terdiri dari  :
1.      Upacara Pernikahan Tradisional
Di langsungkan di kuil dengan system budha atau di kenal dengan pernikahan Shinto. Dalam adat ini pengantin memakai pakain kimono. Pengantin perempuan memakai pakain kimono tradisional pernikahan, Shiromuku (kimono putih) sedangkan pengantin laki-laki memakai montsuki haori hakama.
Apabila sepasang mempelai Jepang ingin melaksanakan pernikahan tradisional Jepang yang murni, maka kulit sang mempelai perempuan akan dicat putih dari kepala hingga ujung kaki yang melambangkan kesucian dan dengan nyata menyatakan status kesuciannya kepada para dewa.
Pernikahan gaya Shinto ini dipimpin oleh pendeta dengan hanya diikuti anggota keluarga atau kerabat terdekat.
Pakaian Pernikahan di Jepang


         
            Mempelai perempuan umumnya akan diminta memilih antara dua topi pernikahan tradisional. Satu adalah penutup kepala pernikahan berwarna putih yang disebut tsunikakushi (secara harafiah bermakna "menyembunyikan tanduk"). Tutup kepala ini dipenuhi dengan ornament rambut kanzashi di bagian atasnya di mana mempelai perempuan mengenakannya sebagai tudung untuk menyembunyikan "tanduk kecemburuan", keakuan dan egoisme dari ibu mertua - yang sekarang akan menjadi kepala keluarga. Masyarakat Jepang percaya bahwa cacat karakter seperti ini perlu ditunjukkan dalam sebuah pernikahan di depan mempelai pria dan keluarganya. Penutup kepala yang ditempelkan pada kimono putih mempelai perempuan, juga melambangkan ketetapan hatinya untuk menjadi istri yang patuh dan lembut dan kesediannya untuk melaksanakan perannya dengan kesabaran dan ketenangan. Sebagai tambahan, merupakan kepercayaan tradisional bahwa rambut dibiarkan tidak dibersihkan, sehingga umum bagi orang yang mengenakan hiasan kepala untuk menyembunyikan rambutnya.
Hiasan kepala tradisional lain yang dapat dipilih mempelai perempuan adalah wataboushi. Menurut adat, wajah mempelai perempuan benar-benar tersembunyi dari siapapun kecuali mempelai pria. Hal ini menunjukkan kesopanan, yang sekaligus mencerminkan kualitas kebijakan yang paling dihargai dalam pribadi perempuan.
Mempelai pria mengenakan kimono berwarna hitam pada upacara pernikahan.
  
Tata Cara pernikahan Shinto
  1. Upacara dimulai dengan perkenalan pihak perempuan dan laki-laki.
  2. Makan bersama dan menyaksikan penampilan anggota kelaraga lain bernyanyi, berpidato dan sebagainya.
  3. Diakhir perayaan pengantin akan berpidato mengucapkan terima kasih.


PROSESI PERNIKAHAN TRADISIONAL JEPANG


1.   Kedua mempelai minum sake
            Pasangan berpartisipasi dalam sebuah ritual yang dinamakan san-sankudo. Selama ritual ini, mempelai perempuan dan pria bergiliran menghirup sake, sejenis anggur yang terbuat dari beras yang difermentasikan, masing-masing menghirup sembilan kali dari tiga cangkir yang disediakan yang menandakan persatuan atau ikatan melalui pernikahan. Saat mempelai perempuan dan pria mengucap janji, keluarga mereka saling berhadapan (umumnya kedua mempelai yang saling berhadapan). Setelah itu, anggota keluarga dan kerabat dekat dari kedua mempelai saling bergantian minum sake, menandakan persatuan atau ikatan melalui pernikahan.
2.      Pesta Lanjutan (Nijikai) resepsi
Setelah upacara pernikahan tersebut selesai, beberapa kerabat atau sahabat dekatakan diundang kepesta lanjutan yang disebut "Nijikai" (post reception party). Acara resepsi pernikahan terdiri dari tiga bagian pokok yang tak boleh terlewatkan. Yaitu bagian pertama adalah pidato dari orang kepercayaan atau wakil yang ditunjuk oleh masing-masing keluarga mempelai. Dilanjutkan dengan bagian kedua, yakni mempelai pria dan wanita meminum sake sejenis minuman khas Jepang. Sementara bagian ketiga adalah menyalakan lilin untuk melengkapi upacara pernikahan tersebut.



2.      Upacara Pernikahan Modern
Sekarang ini di Jepang paling banyak pasangan pengantin yang menikah di Gereja yaitu sekitar 60%, sedangkan di Kuil 40% dan di tempat-tempat lain 10%.
a.       Tata Cara Modern
Pernikahan Modern biasanya di langsungkan di gereja dengan sistem agama Kristen meski keduanya tidak beragama Kristen. Pernikahan ini juga di pimpin oleh pendeta. Dalam pernikahan modern, pasangan pengantin biasanya menggunakan Gaun Pengantin Putih, Selain itu juga ada upacara pemotongan kue, pertukaran cincin honeymoons dan prosesi pernikahan Barat lainnya.

Pernikahan Modern Jepang :

Pernikahan Gaya Jepang Barat ini kebanyakan di adakan di hotel atau ruang pernikahan. Chapels biasanya jadi pilihan terbanyak. Para pengantin juga di ijinkan memilih gaya upacara mereka, mau gaya Kristen, Buddha,  Shinto, dan non-agama gaya. Kebanyakan non agama Kristen adakan upacara di Chapels.
b.      Prosesi

1.      MC memimpin Lagu pembuka bersama audience
2.       Doa Pembukaan
3.      Bell boy usia 3thn memasuki ruangan tanda sang pengantin siap memasuki ruangan
4.      Pengantin Pria mengantar orang tua(mama & papa)-nya ke tempat duduk
orang tua yang disediakan lalu masuk kembali
5.       Sepasang anak 8thn masuk membawa lilin untuk menyalakan 2 tiang kaki
dian (masing-masing 7 lilin)
6.       Pendeta, pengantin pria dan pendamping pengantin pria masuk ruangan dan altar.
7.      Bible boy usia 5thn memasuki ruangan membawa Alkitab dan diserahkan ke Pendeta
8.      Pengiring 3 pasang (biasanya terdiri dari anggota keluarga dari
pengantin pria dan wanita yang berusia belasan tahun/teman-teman kedua mempelai yang sudah memiliki pacar) memasuki ruangan
9.      Pendamping pengantin wanita memasuki ruangan membawa bunga pengantin yang akan diberikan ke pengantin wanita melalui
pengantin pria.
10.  Penabur bunga (flower girls) memasuki ruangan
11.   Pengantin wanita memasuki ruangan (Audience diharapkan berdiri oleh
MC) beserta kedua orang tua sampai di depan altar dan pengantin pria
berjalan turun dari altar untuk menjemput pengantin wanita, Pendeta
menanyakan "Siapakah yang menyerahkan wanita ini untuk dinikahkan dengan pria ini?" Orang tua pengantin wanita  akan menjawab "Kami sebagai orang tuanya" kemudian pengantin pria menyerahkan bunga pengantin kepada pengantin wanita, dan pengantin wanita memegang tangan pengantin pria, orang tua pengantin  wanita mengambil tempat duduk yang disediakan, pengantin pria dan wanita berjalan berdua ke altar mengahadap pendeta.
12.  Khotbah untuk pengantin oleh pendeta sekitar 15 menit
13.  Pembacaan/pengucapan janji pernikahan
14.  Doa pemberkatan (bertelut)di akhiri lagu "The Prayer"
15.  Penyalaan lilin unity (Para bapa kedua mempelai mengambil lilin dari
pembawa lilin tadi dan menyerahkannya ke para ibu kedua mempelai)
16.  Para ibu kedua mempelai menyalakan lilin dari 7 lilin (kaki dian) dan
menyalakan 2 lilin yang disamping lilin unity kemudian duduk.
17.  Kedua mempelai mengambil lilin yang dinyalakan oleh ibu-ibu mereka dan
menyalakan lilin unity.
18.  Ciuman pertama dari pengantin pria untuk pengantin wanita (slayer
dibuka oleh pengantin pria)
19.  Penandatanganan surat nikah gereja beserta para saksi-saksi.
20.  Pendeta mengumumkan bahwa kedua mempelai sudah sah menjadi satu
keluarga baru.
21.  Penghormatan kedua mempelai kepada orang tua ( pertama ke kedua orang tua pengantin wanita, lalu kedua ke orang tua pengantin pria)
22.  Pengantin meninggalkan altar dan ruangan diikuti para pengiring dan
pembawa acara (Audience diharapkan berdiri oleh MC)
23.  Kata sambutan dari keluarga kedua mempelai
24.   Doa penutup









2.6  Pengikutan garis keturuna  setelah menikah

Setelah melaksanakan pernikahan, pengantin wanita akan ikut ke dalam keluarga suaminya maka itu adalah awal bagi pengantin wanita menjadi orang lain bagi keluarganya sehingga hubungan dirinya dengan keluarganya sendiri bisa dikatakan terputus. 
Hal ini disebabkan karena di jepang menganut sistem kekerabatan yang disebut dengan sistem patrilineal atau menarik garis keturunan dari pihak ayah untuk itu pihak laki – laki dianggap jauh lebih tinggi dari pada wanita. Dikatakan bahwa, seorang wanita pada masa kecilnya mengabdi kepada ayahnya, setelah menikah mengabdi kepada suaminya dan setelah tua mengabdi kepada anak laki- lakinya.


2.7  hal-hal apa sajakah yang di perhatikan dalam upacara pernikahan di Jepang

Jenis souvenir
Dalam adat pernikahan Jepang juga terdapat souvenir yang dibagikan ke tamu undangan. Sovernir tersebut disebut Hikidemono. Souvenir ini dimasukkan ke dalam tas untuk dibawa pulang oleh tamu. Dalam kehidupan adat Jepang ada yang disebut Sujeo.
·         Sujeo
Sujeo adalah satu set alat makan dalam tradisi kuliner Korea yang terdiri dari sendok dan sumpit. Sovenir pernikahan ini di pandang sebagai alat terpenting dalam kehidupan, sekaligus lambang kehidupan yang makmur

·         kimmidoll



Ini adalah souvenir dengan bentuk boneka jepang dengan baju khas jepang yakni kimono atau biasa juga disebut sebagai kimmidoll, karena “doll” adalah bahasa inggris untuk “boneka”. Selain memiliki bentuk yang unik, souvenir boneka jepang ini juga termasuk sebagai souvenir yang sangat berguna. Souvenir ini berfungsi sebagai tempat pensil atau pena.
kipas
Gagang kipas dilukis dengan warna merah, Filosofinya tidak lain adalah berharap apa yang menjadi pegangan anda dalam pernikahan merupakan keberanian dalam mengambil keputusan. Kemudian, Daun kipas yang berbahan kain putih berfilosofis apa yang akan anda jalankan merupakan perjalanan suci untuk mengarungi bahtera keluarga yang suci.









Undangan Pernikahan
Jika kita menerima surat undangan pernikahan dari seorang teman warga negara jepang, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1.      Menjawab Undangan Pernikahan
Undangan diterima, diharuskan kita segera membalas isi undangan tsb, dengan mengirimkan kartu pos apakah dapat hadir atau tidak.
·         Jika Tidak Dapat Hadir
a.       Dalam kartu pos kita tulis ucapan selamat & alasan tidak bisa           hadir, misalnya; "Kekkon omedetou gozaimasu. Zannen nagara, toujitsu wa kaigaishucchou no tame, shussekisuru koto ga             dekimasen. Douzo oshiawase". (Selamat atas pernikahan anda.        Sayang sekali, pada hari tersebut saya tidak bisa hadir karena ada tugas ke luar negri. Semoga berbahagia).
b.      Mengirimkan hadiah tanda ikut bergembira. Tetapi perlu diingat, ada beberapa barang yang tidak bisa diberikan karena dipercaya orang jepang dapat merusak kehidupan rumah   tangganya kelak, yaitu;
-          Pisau, gunting, dll, barang yang dapat memutuskan sesuatu,       karena khawatir akan memutuskan ikatan pernikahan kelak.
-          Barang pecah belah sepeti gelas kaca, keramik, dll karena           khawatir akan memecah belah kerukunan berumah tangga.
·         Jika Dapat Hadir
1.      Dalam kartu pos kita ucapan selamat & terima kasih atas undangan tersebut, misalnya; "Kekkon omedetou gozaimasu. Yorokonde shussekisaseteitadakimasu". (Selamat atas pernikahan anda. Dengan senang hati saya akan menghadirinya).
2.       Pakaian Yang Digunakan Pakaian yang digunakan, untuk pria black suit, untuk wanita gaun, kimono, atau pakaian daerah lainnya.
3.       Mempersiapkan Hadiah Pernikahan Berupa Uang
-           Mempersiapkan uang yang disebut "Goshuugi" (congratulatory monetary gift) yg dimasukan ke dalam amplop khusus yang disebut "Shuugibukuro" (congratulatory envelope). (Kira-kira uang yang diberikannya adalah 20 ribu-30 ribu yen )
-          - Goshuugi tersebut diberikan kepada resepsionis pernikahan sambil mengucapkan salam persahabatan, misalnya;  *Honjitsu omedetou gozaimasu... Kokorobakari no oiwaidesu". (Selamat... ini sedikit hadiah untuk mempelai).


v  Bila orang Jepang dan orang asing menikah di Jepang
1.      Cara melapor ke kantor kota setempat Apabila orang Jepang dan orang asing menikah di Jepang, surat nikah diserahkan ke kantor kota tempat dia tinggal atau kampung halaman dari orang Jepang tersebut.
2.      Tetapi berdasarkan kewarnegaraan, formulir yang diserahkan memiliki ketentuan yang berbeda, hal ini dapat ditanyakan pada bagian pendaftaran anggota penduduk jyuuminka . Setelah melapor, pelapor akan menerima surat  keterangan nikah, setelah itu pelapor menyerahkan formulir itu pada pihak kedutaan atau konsulat negara dari pasangan yang bersangkutan.
3.      Baru setelah itu keberadaan mereka telah menikah dapat diakui di kedua negara. Guna kepentingan perubahan visa, mintalah terbitan surat keterangan nikah (konginjyurishoumeisho). Formulir yang diperlukan:
-          Formulir “konintodokedesho” (diperoleh di kantor kota)
-          Kosekitouhon (kartu keluarga). (sangat diperlukan apabila tempat lahir dan tempat tinggal sekarang berbeda)
-          Konginyoukengubishoumeisho : surat keterangan yang menandakan bahwa seseorang belum pernah menikah (diperoleh di kedutaan atau konsulat), juga diperlukan terjemahannya dalam bahasa Jepang.
Untuk Indonesia, kedutaan akan membuat dua versi bahasa Inggris dan bahasa Jepang
-          Paspor
-          Cap atau tanda tangan yang bersangkutan
-          Tourokugenpyoukisaijikoushoumeisho (surat keterangan kepemilikan KTP)
4.      Cara melapor kepada pemerintahan negara pasangan nikah di Jepang
Periksalah formulir yang dibutuhkan di kedutaan atau konsulat negara yang bersangkutan. Apabila pernikahan telah diakui oleh negara pasangan nikah, maka surat nikah yang sudah diterbitkan oleh pemerintah negara pasangan, dalam 3 bulan harus dilaporkan ke kantor kota tempat tinggal, disertai dengan terjemahan bahasa Jepang, baru setelah itu pernikahan itu akan diakui di Jepang. Untuk beberapa negara, setelah “kongintodoke” di Jepang dilaporkan, ada juga negara yang meminta “kongintodokede”, untuk itu pastikan terlebih dahulu kepada lembaga pemerintahan.
5.      Setelah Menikah
Surat nikah yang dikeluarkan oleh negara yang bersangkutan terjemahannya dalam bahasa Jepang), untuk orang Jepangnya harus dilaporkan pada  kedutaan Jepang di negara setempat dalam 3 bulan atau pada kantor kota tempat dia tinggal atau bisa juga dengan dikirim lewat pos.
v  Apabila orang Jepang menikah di luar negeri dan bukan dinegara pasangan yang bersangkutan
Berdasarkan hukum negara setempat maka pernikahanpun dapat dilakukan, surat-surat yang diperlukan dapat diperiksa pada konsulat negara tersebut. Setelah menikah, pernikahan itu perlu di laporkan pada kantor pemerintahan Jepang di negara setempat.











BAB III PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Ø  `Pada umumnya perkawinan orang Jepang bersifat monogami, walaupun pergundikan juga dilakukandan keturunannya diakui dalam masyarakat, namun dari segi pewarisan kekayaan maupun kedudukan dalam lingkungan sosial, status mereka lebih rendah dari isteri sah anak - anaknya.
Ø  Di Jepang terdapat beberapa syarat agar pernikahan tersebut dianggap sah  yakni :
·         Ada pemberitahuan secara tertulis, seorang wakil dan dua orang dewasa sebagai saksi
·         Harus mendapat persetujuan kedua belah pihak
·         Usia minimum pria 18 tahun, wanita 16 tahun
·         Bagi wanita yang telah bercerai maka wajib melewati minimal 6 bulan sejak masa perceraian
·         Tidak boleh dengan yang memiliki hubungan sedarah
·         Pasangan yang belum dewasa harus mendapat izin orang tua
Ø  ada dua macam cara yang bisa ditempuh dalam melaksanakan   perkawinan   oleh   kedua   pasangan   yang   hendak   menjalin   ikatan perkawinan yaitu pertama berdasarkan miai kekkon dan  Ren’rai kekkon.
Ø  Tapan-tahapan yang di lakukan warga Jepang sebelum melakukan pernikahan   :Omiai dan Yuino
Ø  Jenis Upacara  pernikahan di Jepang terdiri dari
·         Kirisutokyo Kekkon Shiki
·         Butsuzen Kekkon Shiki
·          Hitomae Kekkon Shiki
·         Shinzen Kekkon Shiki
Ø  Sumber lain mengatakan bahwa pernikahan di Jepang terdiri dari pernikahan tradisional dan  modern
Ø  Hal –hal lain yang di perhatikan dalam pernikahan adalah undangan, souvenir, penarikan garis keturunan , prosedur jika ingin menikan dengan  di Jepang.


DAFTAR PUSTAKA

·         Asia, Beby. 2011. Japan Wedding Ceremony,  http://jepang-nihon.blogspot.com/2011/02/japan-wedding-ceremony.html. Diakses pada tanggal 11 Mei 2014 , pukul 20.22 WITA
·         Kisah Anak Kost. 2013. Undang-Undang Persyaratan Pernikahan di Jepang, http://kisah-anak-kost-kikos.blogspot.com/2013/07/ipk-undang-undang-dan-persyaratan.html.I Diakses pada tanggal 11 Mei 2014 , pukul 20.17 WITA
·         http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2008-2-00314-JP%20Bab%202.doc, Diakses pada tanggal 11 Mei 2014 , pukul 16.23 WITA
·         http://pengennyobanulisajah.blogspot.com/2010/09/dasar-konsep-ie-dalam-budaya-masyarakat.html diakses pada tanggal  10 mei 2014 pukul 19.00 WITA
·         http://soetrisno.com/2009/01/prosedur-pernikahan-internasional-di-jepang/ diakses pada tanggal  8 mei 2014 pukul 20.30 WITA
·         http://belajar-nihongo.blogspot.com/2010/02/pernikahan-di-jepang.html diakses pada tanggal 8 mei 2014 pukul 21.00 WITA





Tidak ada komentar:

Posting Komentar